BURUAN !!! Tersedia GEBYAR HADIAH BULANAN >> Hadiah bermacam-macam dengan total jutaan Rupiah Loh << Syarat Dan Ketentuan Hubungi Segera Cs Kami ! Sekarang !.

Sekretarisku Jadi Pengobat Rinduku Akan Kepuasan

No Comments
Sekretarisku Jadi Pengobat Rinduku Akan Kepuasan
 

       Cersex - Mungkin ini adalah kesalahanku menerima wanita yang dulu pernah kutaksir habis-habisan menjadi pegawaiku. Namanya Vina.

Awalnya dari pertemuan tak terduga di sebuah mall, dan berakhir di cafe. Kami berbincang-bincang banyak dan ia bercerita ia baru saja terkena PHK karena perampingan perusahaan. Ketika ia bertanya apakah aku bisa memberikannya pekerjaan. Otakku berkata "Jangan" tapi hatiku berkata "Iya" dan itu lah yang terlontar dari bibirku.


Aku pun harus membayar konsekuensinya. Bertemu dengan wanita yang pernah mencuri hatiku setiap hari di kantor, sungguh adalah penyiksaan. Karena saat ini aku sudah memiliki seorang istri. Apalagi istriku kini di mataku adalah sessosk wanita yang membosankan. Mirip wanita kutu buku yang canggung dalam bersikap dan sering merasa rendah diri.


Setiap hari bangun di sisinya dan melihat wajahnya yang kuyel, membuatku susah untuk tidak beralih kepada sosok yang kini di depanku dan selalu ada memberikan map laporan.

"Pak, pak... ini laporannya sudah selesai ya," ucapnya membuyarkan lamunanku.

"Eh.. e.. iya ya ya... laporan... selesai.. bagus kerja kamu... cepat ya..." Jawabku tergugup.

Aku terlena oleh sosok yang memakai Blazer dan rok mini ini. Meskipun aku berbeda agama dengannya, tapi itu tidak menghalau rasa ketertarikanku padanya. Apalagi kadang aku bisa mengira-ngira montoknya tubuh yang ada di balik pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya itu.

"Ada lagi, pak.. pekerjaan yang harus dilakukan?"

"Mmm, mm... ada... ada ini urusan penagihan, kamu telpon-telponin klien-klien yang belum bayar ya."

"Iya pak. Ada lagi?"

"Itu saja."

"Baik saya permisi dulu ya pak."

"Iya"

Ketika ia berdiri, hmm..... bisa kulihat daerah pantatnya yang bahenol bergerak ke kiri dan ke kanan seiring ia melangkah.

"SShh.... Virsan... stop thinking like that...!" ucapku pada diriku sendiri, berusaha mengingatkan diriku, bahwa di rumah sudah ada istri. 

Sekejab melintas bayangan istriku yang memakai kacamata sedang memasak dengan baju lusuhnya yang sangat ia suka kenakan. Adem katanya. Uggh....!

Sementara wangi parfum Vina meninggalkan jejak di ruanganku membuatku sulit berhenti untuk berselingkuh di pikiranku.

Beberapa bulan kemudian aku selalu berusaha untuk tetap setia. Dan aku berusaha untuk mengemballikan romantisme dengan istriku. Sesekali kubelikan ia bunga dan kami makan malam di luar yang agak fancy. Kami berbelanja lingerie, agar kehidupan di atas tempat tidur bisa lebih bergairah.

Tetapi usahaku tampak sia-sia. Sikap istriku yang tidak percaya diri itu membuatku turn off. Ia selalu merasa tidak cantik, tidak pandai, kalau melakukan sesuatu yang baru pasti ia bilang tidak bisa, pasti berantakan. Ini kebalikan dengan Vina yang meskipun tetap suka salah, tapi ia memilik rasa konfiden kalau ia pasti bisa yang tinggi.

Lalu terjadilah suatu kejadian yang menggeser segala sesuatunya. Kala itu Istriku sedang haid dan menolak untuk berhubungan seks. Padahal minggu itu aku benar-benar sangat bergairah. Mati-matian aku menahan rasa ini. Setiap melihat cewek cantik di jalan, rasanya ingin segera mengejar dan membuka bajunya dan bercinta saat itu juga.

Setiap kali kuminta jatah dari istriku, ia menggeleng, 

"Gak a Mas.. lagi dapet." 

Pusing aku..!

Pada hari Sabtu ketika karyawanku sudah pulang jam 14.00 siang. Vina masih bekerja menyelesaikan tugasnya di meja kerjanya. Kuperhatikan dirinya yang tampaknya bekerja dengan sungguh-sungguh dari balik kaca hitam yang memisahkan ruanganku dengan ruangan karyawanku itu.

"Vina..! masuk ruangan saya," panggilku lewat intercom.

Dari balik kaca hitam yang memisahkan ruangananku dan ruang karyawan, bisa kulihat ia menengok kiri dan kanan, menyadari, bahwa sudah tidak ada orang di kantor. Ia sekilas tampak ragu. Tapi akhirnya ia berdiri dari kursinya dan menuju ruanganku.

"Tok! Tok! Tok!"

"Masuk!" sahutku 

Vina membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam ruangan kerjaku yang ber-AC. Ia memegang map yang ia dekap menutupi buah dadanya. Yang benar2 Bikin aku tambah penasaran saja.

"Duduk Vina."

"Ya, Pak."

"Gimana kerjaannya sudah selesai?"

"Sedikit lagi, pak. Tinggal menyusun anggarannya saja."

"Oh begitu," jawabku manggut-manggut.

"Vina."

"Ya?"

"Pacar kamu yang dulu.. masih jadian kalian?"

Vina menggeleng sambil menunduk.

"O Maaf," Ucapku. 

Padahal di dalam hatiku bersorak kegiarangan.

"Vina saya ada sesuatu yang harus saya sampaikan."

"Apa pak?"

Aku mengetuk-ngetukkan ujung penaku ke meja. Seolah ada sesuatu yang berat harus kukatakan. Vina tampak gelisah, mengira-ngira ada hal apa.

"Saya harus mem-PHK kamu."

Mata Vina langsung membelalak. Kepalanya menggeleng.

"Jangan pak.... ayah saya sedang sakit, saya butuh uang. Jangan PHK saya. Saya akan bekerja lebih giat lagi. Tolong pak," pinta Vina dengan berkaca-kaca.

"Sayang sekali, HR mengatakan ternyata kami sudah kelebihan orang. Kami perlu memotong biay a oeprasional kantor."

"Tolong pak, jangan pecat saya...," ucapan Vina setengah merengek, 

"Saya akan lakukan apa saja." lanjutnya lagi

"Apa saja??"

Vina menggingit bibirnya sambil mengangguk. Ia menarik nafas panjang. Seolah ada beban berat yang ia pikul saat ini.


Ia letakkan map yang menutupi buah dadanya di mejaku. Ia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju tepi meja kerjaku. Ia terdiam sejenak. Kemudian ia menempelkan daerah kemaluannya ke ujung meja.

"Apa aja pak," ucapnya sambil menitikkan air mata. 

Lalu ia menekan-nekan daerah kewanitaannya di sudut meja. Aku terdiam menelan ludah, menyaksikan adegan yang membuat jantungku berdegup sangat kencang, dan adik di dalam celanaku  mulai menegang.

Sesekali ia terdengar suara dari hidungnya yang basah. Ia seka bulir-bulir air dari pipinya yang mengalir. Di satu sisi aku rada tak tega melihat gadis yang kutaksir ini menangis, tetapi di sisi lain, aku sedang butuh pelampiasan hasrat sexual.

Aku bangkit dari kursiku, dan berjalan, berdiri di belakangnya. Kupeluk tubuh Vina dari belakang. Ia terasa lebih berisi dari istriku. Harum semerbak shampo tercium di hidungku, saat kusentuhkan pipiku ke pipinya.

Kutelusuri ruas bibirnya dengan ujung jari telunjukku, Kutarik dagunya, dan mulai kukecup bibir itu.

"Vina...," panggilku dengan suara agak bergetar.

"Ya pak..."

"Buka rok kamu..."

Vina menunduk dan terdiam. Lalu ia menarik resleting yang ada di samping pinggulnya.

"Srrrrttt....," terdengar suara zipper yang ditarik turun dan ia membuka pengaitnya.

Kupegang tepian rok Vina, dan kuturunkan seraya berjongkok. Seperti sedang membuka tirai dari grand prize acara kuis. Aku pun dapat melihat bagian bawah tubuhnya, dari bagian belakang Vina mulai dari bongkahan pantatnya yang berirsi, pahanya yang montok dan betisnya yang Wah!!

Gak tahan lagi, mulai kukecup pantatnya yang masih berlapis celana dalam itu.

"Awh... pak..," rintih Vina.

Aku berdiri lagi, dan kubalikkan tubuh Vina. Vina memalingkan wajahnya tidak berani menatapku. Berulangkali ia menyeka air matanya.

"Vina..."

"Ya pak?" dengan suara terisak.

Kuremas dada kanannya. Ia diam saja saat kupegang bagian2 privatnya yang montok itu. Aku berbisik di telinganya, 

"Bisa saya setubuhi kamu disni vina..?" 

Dia terkejut tanpa menjawab atas perlakuan bejatku ke tubuhnya yang semok. tapi vina tak berdaya dan tidak bisa mengatakan tidak dengan situasinya yang saat ini sedang membutuhkan pekerjaan.

Dengan sigap tanganku mulai melucuti pakaian nya satu persatu, dari blazer, kemeja sampai terpampanglah wanita putih montok dengan hanya mengenakan Bra dan Celana dalam kain yang sangat membuat nafsuku kian memburu dan tidak sabaran lagi.

Segera kutarik tangannya menju sofa, Ku buka gasper dan celana kerjaku sembari kurubuhkan tubuhku duduk disofa hitam di depan meja kerjaku itu.

"Hisap.. Vina ! buat saya berubah pikiran tentang PHK mu.." 

Dengan Masih setengah isak, Vina mulai berlutut di hadapanku dan mulai memasukan batang kejantananku masuk ke dalam mulutnya yang hangat. Tampa mulutnya gelagapan mengulum batang kejantananku yang lumayan besar dan keras ini.

Walau bersusah payah, terlihat si Vina sangat terampil melakukan blowjob terhadap kejantananku, Semakin cepat dan lancar kemaluanku keluar masuk menyetubuhi bibir seksinya. Raut wajah vina yang semula murung perlahan tampak terobati dan terlihat menyukai blowjob ini.

"Sudah.. sekarang menungging disini Vina.. ayoo.."  Ucapku sambil kutarik batang kemaluanku lepas dari mulutnya.

Dengan segera saya bangkit dan melepaskan dasi dan kemejaku, vina dengan ragu perlahan-lahan menungging diatas sofa hitam tepat di hadapanku. Bongkahan pantatnya yang membuat indah, mulus dan sangat menggoda.

Segera kutarik celana dalam vina sampai ke betisnya, Langsung terpampang lah gundukan daging tanpa bulu membelah dan merekah sangat indah tepat dihadapanku. 


Tak mau menunggu lebih lama lagi, dengan nafsu terpendam dari beberapa hari belakngan ini, dan hasrat tertunda yang tidak tersampaikan ke Vina ini membuat darah ku mendidih, urat urat di batang kemaluanku serasa menegang maksimal ingin segera merasakan himpitan Kemaluan Vina si karyawanku yang montok.

Perlahan kuarahkan kepala torpedo ku yang keunguan itu ke belahan Vagina vina itu.

"Uhhmm... Lembab dan Sedikit berlendir.." Ujarku

"Pelan.. Pelan.. Pak, Vina sudah lama tidak beginiann. Hmmpp" 

Saya gesekkan Palkon ku itu sepanjang garis belahan vagina vina, sesekali saya tekan gundukan kenikmatan Vina yang menggemaskan sekali itu.

JLeeebs..  Mulai kutekan masuk batang torpedo ku ke dalam Vagina vina..

"Hmmm... Ohhh... Pakkk.." Erangan Vina seraya mencengkram sofa.

"Enakan Vina..? Hmmm.."

Gila! Ini benar benar diluar ekspektasiku selama ini, Nikmat Vagina vina ini sangat membuat ku terbuai dan terbang, Sangat lembut dan hangat saat kemaluanku berada sepenuhnya didalam sana. Saya benamkan dan diamkan sejenak, beberapa saat kemudian mulai kutarik dan dorong lagi torpedoku kedalam liang vagina vina.

Kepala vina tampak terdongak ke atas dengan mata terpejam, nafasnya terdengar sangat perlahan, Mungkin masih gengsi terlihat keenakan karena sedang di setubuhi atasannya ini.

"Nikmat bukan ? Jangan malu Vina.. Ekspresikan saja.." Bisikku ditelinganya.

Dengan perlahan lidahku menyusuri daun telinga, tengkuk sampai leher Vina yang mulus. Segera ku juga melepaskan pengait BH nya, sehingga bergantung bebas lah buah dada Vina yang putih dan sekal itu.

"Ahh.. Ohh.. Hmmpp. Pakk.... Ohh..! " Desahan dan erangan mulai terdengar dari mulut Vina

Dengan tempo sedang kuhujamkan Torpedo ku menyetubuhi vina, sambil kuremas dengan gemasnya 2 daging kenyal yang bergantungan dibalik tubuhnya yang membelakangiku ini.

Tubuh vina ini sangat ideal saya rasa, mungkin dengan Ukuran BH yang tidak kurang dari 34B ini. tak heran kenapa dahulu itu bisa saya menaruh hati kepadanya. Ditambah kondisi rumah tanggaku yang tidak memuaskan. 

Menit demi menit berlalu, Hanya desah dan erangan yang mengisi kantorku saat ini. Sungguh nikmat tubuh gadis muda ini, Pikirku.

Dengan lembut kubelai pipinya dan kudorong ke atas mendongak ke arahku, Segera kuciumi bibirnya, dan benar saja lidah Vina mulai bereaksi dan beradu dengan lidahku dalam kehangatan itu. Torpedoku masih lancar menghujam liang vagina vina dengan mantap.

"Hmm.. Pakk.. aahh... Shhhsss.." Desah vina lembut.

Raut wajah manja dan penuh nafsu vina serta hangatnya jepitan liang vagina benar benar kombinasi yang membuatku sangat bergairah dan sudah ingin klimaks saja. Segera kupercepat hujaman torpedoku dengan sedikit kasar.

"Ohhh... Hmmm.. aahhh.. Aahhh.. Pakkk..." 

Crot.. Cret.. Crett..! Sperma ku muncrat cukup banyak mengisi liang vagina Vina serentak dengan bergetarnya tubuh Vina tanda sedang dilanda Orgasme Juga.

"Hmmm... Nikmat sekali Meki mu Vina.." Bisikku Ditelinga Vina sambil masih menekan batangku sedalam dalamnya menuntaskan klimakku.

"Jangan Pecat Vina yah Pak.. Vina janji lakukan apa saja buat bapak.." Ujar Vina lembut sambil menoleh ke arahku.

"iyah Vina.. tapi bapak boleh nikmati tubuh kamu kapan saja yah.." 

"Iya pak.. janjii.. Tubuh Vina buat bapak.." 

Ada yang aneh dengan batang torpedoku saat itu, walau sudah menyemburkan spermanya tapi tetap masih keras dan mantap. Mungkin karena terlalu lama saya mendambakan kepuasan bersetubuh seperti ini, dengan wanita cantik dan semok yang sangat memuaskan.

Hari itu menjadi hari pelampiasanku yang sangat menggairahkan, Ku setubuhi vina berkali kali, dengan berbagai gaya kami bersetubuh dengan panas. Vina bahkan mulai menyukainya juga, tampak dari nafsu nya yang juga tidak kunjung habis bersetubuh denganku.

Sampai sofa hitam di dalam ruangan kerja saya pun banyak tercecer spermaku dan cairan kenikmatan vina, Kami lunglai capek terduduk di atas sofa. gundukan vagina vina tampak sangat merekah blepotan penuh dengan lendir spermaku.

Sejak saat itu kami bercinta sangat sering, setiap hari. Ntah itu didalam ruangan kerjaku atau di kamar mandi, gudang penyimpanan berkas. kami bersetubuh dengan panas menyalurkan hasrat nafsu yang terpendam selama ini. tanpa peduli kemungkinan hamil atau tidak nya Vina.

back to top