BURUAN !!! Tersedia GEBYAR HADIAH BULANAN >> Hadiah bermacam-macam dengan total jutaan Rupiah Loh << Syarat Dan Ketentuan Hubungi Segera Cs Kami ! Sekarang !.

Pertemuan Tari Si Gadis Muda Montok Dengan Bapak Tua Perkasa

No Comments
Pertemuan Tari Si Gadis Muda Montok Dengan Bapak Tua Perkasa
 

         Cersex - Cuuurrr . . . ! Suara air kencing Tari mengucur deras, Tari merasa lega setelah menuntaskan hajatnya tapi dia lupa membawa air atau tisyu. 

Kemudian dia clingak-clinguk mendongakan kepalanya dari pintu kamar mandi umum yang kebetulan tak ada air dan harus bawa sendiri. Saat itu Tari memakai baju putih dengan rambut terurai panjang. 


Lalu tak jauh dari situ, Tari melihat bapak-bapak berkulit hitam tanpa baju hanya pakai sarung. Di tangannya terlihat membawa 2 botol aqua berisi air. Yang 1 polos dan 1 lagi masih ada label AQUA. 

Saat Bapak itu hampir melewati tempat mandi umum, Tari pun minta air salah satu dari botol itu. Bapak itu pun tersenyum, tapi senyumanya aneh. Sebenarnya Tari ingin mengurungkan niatnya karena curiga dengan senyum bapak itu tapi tak ada pilihan lain. Kemudian bapak itu memberikan botol Aqua polos. Tari menerimanya, lantas dia masuk dan mengunci lalu mengintip sebentar di celah pintu karena takut di intip. 


Tapi bapak itu masih tetap berdiri di tempatnya dan matanya melihat arah berlainan dari kamar mandi itu. Tari pun duduk dan membasuh vaginanya dengan air itu. Tiga kali cebokan, Tari merasa aneh tapi tak tahu apa. Dia pun berdiri dan merapikan pakaiannya lalu keluar dan berterima kasih.

Lalu bapak itu menyuruh Tari minum air dari botol yang satunya, tanpa pikir panjang lantas Tari meminumnya seteguk. Dalam benak Tari, kok mau aja disuruh minum. Tari pun berterima kasih lagi dan ingin segera kembali ketempat pacarnya yang sedang menunggunya di warung dekat jalan pinggiran sawah. Beberapa langkah Tari berjalan, Bapak itu mengatakan kalau dia akan ke rumah itu sambil menunjuk kearah gubuk yang sedikit tertutup dan tersembunyi. Bapak itu berjalan dengan santai menuju rumah kecil itu. Tari tetap berjalan lurus menuju ke pacarnya.

Tiba-tiba Tari berbelok menyusul bapak itu, setelah sampai di dekat pintu Tari permisi masuk dan bapak itu menyuruhnya duduk di ranjang tepat disampingnya. Tari terdiam, tanpa permisi bapak itu mengelus paha Tari yang masih tertutup rok panjang.

“jangan pak, nanti pacar saya lewat”

Penolakan Tari hanya setengah hati karena sama sekali tak menolak elusan tangan bapak itu yang semakin berani. Sekarang bapak itu meremas memek Tari dari luar, Tari hanya melenguh ah.. ah.. ah.. dan nafasnya terasa semakin berat tubuhnya memenas dan berkeringat.

Bapak itu menyingkap rok tari sampai ke perut, terlihatlah celana dalam putih yang sedikit basah di bagian bibir vaginanya. Bapak itu tersenyum, terus mendekatkan wajahnya yang hitam itu kedepan tubuh tari yang sedang mengangkang di atas ranjang reot itu. Dihirupnya bau dari selangkangan Tari, tak perlu waktu lama bapak itu segera melepas celana dalam tari tapi masih menempel di salah satu dengkulnya. Dibenamkannya wajah hitam itu ke vagina Tari yang mulus tanpa bulu(habis dicukur). Tari menjerit

”Paaaakkk jaaangggaaan”

tapi tangan tari malah memegang kepala bapak itu tuk mengarahkan bagian sensitifnya. Tari merasa tak ingin bapak itu melepas hisapannya. Suara erangan Tari lebih keras saat bapak itu memilin itil Tari. Semakin menggairahkan erangan Tari, semakin rakus bapak itu melahap bibir vagina Tari.

“Paaaakkkk jaaanggan nantiii paccccar saaayya leewat..”

sekitar 10 menitan vagina Tari dihajar Bapak itu dengan tusukan jari maupun sapuan lidah. Tari tak mampu membendung dobrakan orgasme pertamanya dari permainan jari didalam lubang vagina dan lidah di itilnya, pinggulnya terangkat sambil mengerang keras 

“Paakkk Tariii keeeluaaaar. . . .”

“Enak sayang?” kata bapak itu yang Tari jawab dengan sebuah anggukan.

Tanda Bahwa Bapak itu mendapat restu dari Tari tuk keenakan selanjutnya. Lantas sarung penutup bawah bapak itu dilepas. Dan sontak Tari melotot manatap benda panjang nan besar.

“Saya tahu kamu sudah tidak perawan, coba perhatikan ! Lebih besar mana ketimbang pacar kamu?” 

Tari tak menjawab, hanya matanya terpana dengan benda hitam lonjong panjang berbentuk silinder. Padahal dia mengira kalau itu hanya rekayasa para pemain bokep di luar negri. sekarang benda itu ada di hadapannya.

Karena Tari diam saja, bapak itu lantas memegang tangan tari dan mengarahkan batang penisnya. Bisa dilihat kalau tangan mungil Tari tak bisa menyentuh ujung jarinya sendiri. Batang penis itu sepintas sama besarnya dengan lengannya sendiri. Bapak itu menggerakan tangan tari maju mundur, yang otomatis Tari melanjutkan gerakan itu tanpa bantuan bapak itu. Tari seperti ikut terhanyut dalam derai birahi saat sang bapak yang berperawakan hitam itu mengerang mendesah akibat perbuatan tangan mungil nan halus di bantang penisnya.

Bapak itu memajukan pinggulnya, yang pasti penis itu mendekat ke wajah Tari. Tangan kanan bapak itu memegang kepala Tari sehingga penis itu menempel di bibirnya. Tanpa di suruh, Tari mulai menjilati leher penis itu. 

Teringat saat melihat film bokep, Tari memasukan kepala penis itu kemulutnya sambil mangocok batang yang ada diluar mulutnya. Dari ukuran yang yang tak seimbang, Tari awalnya kesulitan memasukan kepala penis itu. Namun dalam tempo singkat, Tari nampak nikmat mengoral penis hitam itu dengan mulutnya. Bapak itu mengerang keras penuh kenikmatan 

“Wueeenakk cah ayuuu”,tangan bapak itu mengobel memek tari dan dirasanya cukup banyak lendir cairan licin. 

Dalam benak bapak itu

”Sudah saatnya merasakan memek gadis remja ini !”.


Kemudian Bapak itu memegang pinggang Tari dan menyuruhnya bediri tegak, tubuh mungil Tari tingginya masih dibawah bahu bapak bertubuh hitam itu. Bapak itu langsung menyosor bibir sensual Tari. Dengan sangat rakus bapak itu melumat bibir dan mulut Tari seperti orang kehausan,Suara kecipak dari kedua mulut orang yang berlainan warna kulit terdengar nyaring di ruangan kecil itu. Sambil beciuman, bapak itu berusaha melepas resleting rok yang ada di belakang berikut judga baju dan BH tari. 

Sedangakan celana legging dipijaknya bersamaan dengan celana dalam yang tersangkut di dengkul Tari ikut terlepas. Setelah Tari bugil, bapak itu meremas dada Tari yang berukuran 36B. Tangan besar nan kekar bisa menangkup keduanya yang di ikuti lenguhan Tari yang telah terjerumus dalam arus birahi.

Tangan Tari seperti terkena lem, sama sekali tak melepas pegangan dari batang penis hitam besar yang ada dihadapannya. Si jantan meremasi bulatan daging si betina dan si betina mengocok kelamin si jantan. Sungguh pemandangan yang sangat erotis. Beberapa menit kemudian Bapak itu meremas dada Tari kian keras, seperti ingin memecah balon. Tapi yang terjadi pada Tari, gerakan tangannya dalam mengocok kian cepat. Semakim keras meremas, semakin cepat tempo tari mengocok.

Akhirnya dia tak tahan lagi tuk menyetubuhi Tari, Bapak itu menuntun Tari ke dipan dengan tikar di atasnya. Direntangkannya paha Tari, memek tari yang mulus nan licin terlihat menggoda. Memek yang nonong dan tembem dengan itil yang mengintip, memek yang menjanjikan beribu kenikmatan bagi lelaki di depannya. Digesek-gesek kepala penis menyusuri garis di selangkangannya.

“Pelan-pelan pak itu kebesaran. Aku takut sakit”. Ucap Tari. 

“Tenang nduk, cah ayu, entar cuma sakit sebentar terus pasti kamu akan menyukai penis saya”. Dalam hitungan detik, tubuh mungil Tari akan dimasuki benda tumpul besar dan panjang. 

Pelan bapak itu mendorong kapala penisnya, memaksa lubang tuk meregang melewati batas kemampuan otot vagina Tari. Dorong tarik dorong tarik hingga kepala penis hitam melesak masuk,

” uuuh.... aah..” lenguhan Tari yang merdu menandakan mereka telah menyatu. 

Di ulanginya tarik dorong hingga ¼ panjang penis itu memasuki tubuh Tari. Baik Bapak itu dan Tari saling menyahut dalam desahan birahi. Kringat Tari mulai menetes dari keningnya. Belum setengah Tari sudah kewalahan.

3 menit waktu buat Tari beradaptasi dengan ukuran yang oversize itu akhirnya menimbulkan kenikmatan bagi memek Tari. 

“Ah.. ah.. lebih dalam pak, enak pak, dalemin lagi, ah.. ah..”. 

Akhirnya setelah mendengar permintaan Tari, Bapak itu menggenjot Tari lebih keras, ¾ penis bapak itu masuk dan suadah mentok di mulut rahim Tari. Sungguh kenikmatan tak terduga buat Tari, dia pun merasa ingin terus dan terus di tusuk oleh penis hitam ini.

Baru beberapa menit bapak itu mengoyang, Tari mengangkat pinggulnya keatas menyambut tumbukan didalam memeknya, tepat didepan mulut rahimnya. Lantas ia mengejang 

“ Paaakkkk.. akuuuu kluaaaar..” Teiak Tari di penghujung orgasme. 

Bapak itu berhenti sejenak, Tari menghela mengambil nafas memendang si bapak hitam dan mengangguk. Bapak mengerti dan melanjutkan aksinya, sambil menetek puting Tari, penis hitam besar itu bergerak keluar massuk lagi, dari sela-sela penis itu keluar cairan bening licin yang membuat pelumasan batang itu lebih sempurna dalam menghantarkan kenikmatan surga bagi Tari dan bapak itu. 

Dada kiri dihisap keras seperti berharap ada asi keluar, dada kanan diremas keras dan tari memegang pantat bapak itu tuk menusukkan labih dalam penis yang sudah mentok di mulut rahimnya. Perlakuan dari bapak itu membuat Tari tak mampu lagi bertahan tuk orgasme lagi. 

“Sungguh dahsyat rasanya penis ini” batin tari.

” Aaaahhhhku kluuaar..”.

Tiba-tiba terdengar suara ranting patah di luar, bapak itu menghentikan gerakannya. Dan berteriak

”Siapa disana ?”

Namun Tari yang lagi on-fire tak perduli, dan menyruh bapak itu melanjutkan persengamaan. Lantas proses nyodok-menyodok diteruskan lagi sampai penisnya bengkok karena ujung penisnya sudah mentok di mulut rahim Tari.

Bapak itu mencabut penisnya, Tari disuruhya nungging. Ini juga gaya kesukaan pacar tari karena penis pacarnya bisa masuk lebih dalam tapi ini milik bapak tua ini yang masuk. Hal ini membuat liangnya yang becek serasa banjir lagi. Kembali penis itu menempel di liangnya dan sekali dorong, masuk dan langsung menggedor pintu rahimya dalam sekali hentak. Membuatnya melenguh dan mendesah kenikmatan.

“Oh.. ah.. enak pak, genjot memekku pak. Yang keras. Masukin semua batang penismu pak. Aaah..”.

Bapak tua itu langsung menggarap Tari dengan keras penisnya, liang memek becek Tari terdengar bak kecipak air saat diobok-obok penis besar. Pak tua menarik pinggul Tari dan menghentak kedepan dengan sekuat tenaga sampai penisnya terlihat bengkok karena mentok mulut rahim Tari. 


Berulang-ulang hal itu dilakukan, mau tak mau otok cervix Tari tak mampu menahan gempuran dahsyat penis hitam besar bapak tua, wal hasil teriakan keras dari mulut Tari sebagai tanda kalau penis itu utuh didalam tubuh Tari. Dimana tempat jalan keluar bayi, namun dipaksa melakukan sebaliknya. Rahim Tari dimasuki kepala dan batang penis besar. Bapak itu terdiam merasakan cekikan pada batang penisnya. Dan ini pengalaman pertama bagi Tari.

“Lebih keras pak, masukin lagi, enaak…” Tantang Tari.

Bapak tua segera menarik dan mendorong sedikit penisnya supaya tidak lepas dari cekikan otot rahim Tari. Itu sudah cukup memberi kenikmatan bagi Tari dan pak tua. Dada Tari diremas-remas dari belakang. Hingga sampai 20 menit mereka berpacu, kantung menyan pak Tua mulai berontak ingin muntah enak, Tari sendiri sudah berkali-kali orgasme sampai dia tak kuat mengimbangi gempuran pak tua pada memek dan rahimnya. 

Sampai Tari merasa sakit di buah dadanya karena remasan pak tua yang sungguh sangat keras di penghujung klimax dari persetubuhan ini. Hentakan terakhir dan tandasnya sang penis sambil muntah-muntah berisi bibit bayi langsung kedalam rahim Tari. 

Crot.. Cret.. !

Rasa hangat sperma membuatnya nyaman, tak perduli jika hamil. Yang ada dikepalanya saat ini hanya kenikmatan syurga dunia. Padahal Tari selalu menolak jika keluar didalam saat bercinta dengan pacarnya, tapi sepertinya itu tak berlaku bagi pak tua ini. Saat pak tua mencabut pelan penisnya, labia memek Tari seperti ikut tertarik. 

“PLOP” Bunyi tanda lepasnya sang penis, 

Memek Tari yang semula hanya lubang sebesar jari tangan dan sekarang jelas seperti menganga lebar yang seserati lelehan sperma yang cukup banyak dan kental. Bapak tua masih ada di antara kaki Tari dan meletakkan penisnya di atas selangkangannya. WOW ! panjang penisnya ada di atas pusar Tari.

Bapak itu mengambil sarung dan membersihkan batang penisnya dari cairan memek Tari. Dan Tari mulai bangun dan tersenyum manis dengan masih telanjang.

“Sudah, kamu balik sana. Ditungguin pacar kamu. Ntar kapan2 kamu balik lagi ya. Bapak tambah yang enak-enak. Ya sayang”.

Tari Cuma mengangguk.

“Oh iya, nama bapak siapa ? Ntar kalau balik kalau gak tahu nama bapak kan susah.”

“Nama Bapak Kamto. Ingat ya sayang”.

Lantas pak kamto pergi meninggalkan Tari sendiri. Setelah punya cukup tenaga, Tari mulai mengenakan bajunya tadi. Baju putih lengan panjang dan legging. Saat Tari berjalan, dia merasa dari dalam memeknya mengalir cairan kental yang menumpuk di celana dalamnya.

Lantas Tari segera menemui pacarnya, beralasan kalau perutnya mules banget jadi rada lama. Pacarnya pun tak curiga dan mereka melanjutkan perjalanan pulang.

back to top